Keseruan Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 22

Seluruh foto yang digunakan pada tulisan ini adalah milik PECHA KUCHA JAKARTA

pk-vol-22-poster


Kemudahan akses serta semakin terjangkaunya biaya untuk berwisata menjadikan aktivitas traveling kian digemari masyarakat saat ini. Bahkan, bagi sebagian orang aktivitas traveling kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Pertumbuhan ekonomi yang pesat serta semakin bervariasinya jenis-jenis wisata yang ditunjang oleh semakin inovatifnya penyedia jasa layanan di bidang pariwisata, membuat masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan akses informasi dan melakukan aktivitas traveling. Kemajuan teknologi pun menunjang masyarakat untuk semakin mudah merencanakan perjalanan sekaligus untuk berbagi pengalaman secara online dan real-time.

Untuk itulah, kegiatan Pecha Kucha Night Jakarta Volume ke-22 yang diselenggarakan pada Kamis (4/6) bertempat di Es Teler 77 Adityawarman, Jakarta, mengangkat tema Globetrotter sebagai tanggapan atas tingkat antusiasme para penggiat Pecha Kucha yang tinggi akan dunia traveling. Pada kesempatan tersebut, hadir sepuluh orang pembicara yang membagikan pengalaman menarik mereka selama melakukan sebuah perjalanan. Uniknya, kesepuluh orang pembicara tersebut berasal dari latar belakang profesi yang berbeda-beda mulai dari vokalis band hingga konsultan kehumasan yang memang memiliki minat yang sama di bidang traveling. Mereka adalah Arian Arifin (Seringai) (@aparatmati), Rijal Fahmi Muhamadi (@catperku), Nuri Arunbiarti (@nurinuriii), Tesya Sophianti & Rene Jayaprana (@tesyasblog), Dini Hajarrahmah (Wanderlust Indonesia) (@dinidreaming/@IDWanderlust), Zulfikar Fahd, Linda Resty Bungasalu (@lynnbungasalu), Kenny Santana (@KartuPos), Astrid Reza (@taleaboutnomad) dan Giri Prasetyo (@giri_prasetyo).

1798759_10152748392942924_5874829321086336442_n

Arian Arifin menjadi pembicara pertama pada kegiatan Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 22

11062132_10152748393252924_4852146918058423115_n

Suasana audiens Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 22

Arian Arifin yang merupakan vokalis band Seringai menjadi pembicara pertama pada kegiatan malam itu, dalam presentasinya yang berjudul “Hidup adalah Konser” Arian banyak bercerita tentang perjalanan dia mengunjungi berbagai kota di dunia untuk menonton sebuah konser musik. Setelah Arian, giliran travel blogger Rijal Fahmi Mohamadi yang mempresentasikan presentasinya dengan judul “Road Trip dengan Sepeda Motor”. Lalu secara berturut-turut tampil adalah Nuri Arunbiarti (Nepal, Between Earth and Mountains) yang berbagi kisahnya selama mengikuti kegiatan voluntering di Nepal, pasangan suami istri Tesya Sophianti & Rene Jayaprana yang berbagi kisah tentang Family Traveling”, Dini Hajarrahmah co-founder Wanderlust Indonesia yang mengajak audiens untuk menciptakan pengalaman unik dan berwisata dengan penuh tanggung jawab melalui presentasinya yang berjudul “Make a Change Through Traveling”, ada juga kisah seorang konsultan komunikasi marketing Zulfikar Fahd (“Free” Around the World Trip) yang berhasil meminimalisir biaya perjalanannya dengan berbagai cara, lalu kisah dari Linda Resty Bungasalu tentang “Work Holiday Visa Experience”, Kenny Santana (From Passion to Business), Astrid Reza seorang nomaden yang bercerita tentang “Traveling Within” dan Giri Prasetyo yang berkisah tentang “Traveling (through) Video”.

Sekilas Pecha Kucha Night Jakarta
Pecha Kucha adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk menggambarkan suara percakapan di dalam sebuah ruangan yang penuh orang, Pecha Kucha biasa disebutkan dalam tiga suku kata yaitu “peh-chak-cha”. Istilah ini lalu dipinjam oleh Astrid Klein dan Mark Dhytham, dua orang arsitek dari Klein Dhytham Architecture untuk menggagas sebuah ajang networking dan gathering yang menyenangkan sebagai wadah bagi orang-orang kreatif berbagi ide. Pecha Kucha pertama kali diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tahun 2003 dan kini telah diselenggarakan di 700 kota di seluruh dunia.

11391582_10152748393702924_501976335818789234_n

Rijal Fahmi Mohamadi sedang beraksi 🙂

11351117_10152748394067924_3080534331591464526_n

Duet presentan yang merupakan pasangan suami istri, Tesya Sophianti & Rene Jayaprana

11390248_10152748396062924_885543951127512658_n

10 orang pembicara yang berbagi kisah mereka seputar perjalanannya

Format presentasi “20 slide x 20 detik” menjadi ciri khas kegiatan Pecha Kucha Night. Kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para pembicara untuk melatih kemampuan presentasi mereka dan menyampaikan materi secara singkat dan tepat. Jelas hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para pembicara dan membuat kegiatan Pecha Kucha Night semakin menarik.

Di Jakarta, Pecha Kucha Night pertama kali diselenggarakan pada 10 Maret 2009 yang digagas oleh seorang wanita keturunan Indonesia-Jerman bernama Nadine Freischland yang juga merupakan penyelenggara Pecha Kucha Night di Jerman. Jakarta adalah kota ke-177 di dunia yang mengadakan acara Pecha Kucha dan kota kedua di Indonesia setelah Bandung. Kegiatan yang di selenggarakan oleh Maverick, sebuah perusahaan konsultan komunikasi penerima lisensi selaku Official Pecha Kucha Night City Organizer untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya ini dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bertukar ide kreatifitas dan melahirkan ide-ide segar lainnya bagi insan-insan kreatif kota Jakarta.

11148731_10152749802747924_4216222000356930042_n

Yes, it`s me :)))

-Budakkulon-

2 thoughts on “Keseruan Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 22

  1. diriku ingin seperti mereka. ingin rihlah/travel setiap daerah unik yang mau kunjungi dari seluruh dunia.

    saya berharap mereka mereka makin peka dengan alam bahwa alam ciptaan tuhan amat luas. kenapa kita mengufurinya?

    salam

Tinggalkan komentar